Yey my first football fanfiction. Jangan dibaca yah, jangan dibaca, jangan-jangan dibaca. Kalo dibaca ntar malem yakin disamperin Robben! Robben gondrong! #apasih alay nista bikin mata katarak jijay kamseupay ewwh ewwwh. Dan ada Pepe di fic ini, tau Pepe ga? PEPE!! Tau Pepe ga? Ha bukan Pepe Reina, ini Pepe yang gaje lagi. Pepe yang INI!! Auk ah gelap, jangan baca!
Warning: alay, gaje, typo bertebaran, sakit mata tidak ditanggung. Rated: T (+13). Genre: Romance? Maybe. Diselipin humor dikit mungkin, iyee saya ngga pernah serius bikin fic. Disclaimer: Entahlah, mereka semua milik Tuhan (?) Dilarang membaca! Kalo ngeyel yaudah terserah deh (?) Penistaan karakter dijamin!
XoxoxoX
Football fanfiction: Rivalidade
oxOOxo
“... and GOOOOOOOAALL!! CRISTIANO RONALDO! WHAT A GOAL!!”
Pemuda itu tersenyum senang. Ia menang—timnya menang. Ia mencetak satu dari tiga gol yang dihasilkan rekan setimnya. Ia bangga. Ia bangga kepada dirinya sendiri, oh alangkah hebatnya aku ini.
“Kau memang hebat, Cris, kau hebat. Mungkin kau akan jadi top scorer di ajang pertandingan ini,” Fabio, rekan setimnya di Real Madrid dan timnas Portugal ini menepuk punggungnya, “mengalahkan siapa itu—ee entahlah. Pokoknya kau ini hebat Cris, hebat.”
“Gracias hermano, Fabio.” Cris membalas menepuk pundak Fabio pelan.
“Istirahat dulu aja yuk. Kau tau kan? Warsawa sudah menyiapkan ruangan khusus untuk tim kita, dan katanya tempatmu paling bagus ya? Enaknya… yasudahlah, Cris, aku duluan ya.” Fabio melambaikan tangannya, “Oh iya, pertandingan besok akan lebih sulit kurasa, sekaligus menentukan pula. Sama-sama berjuang ya, jika kau banyak nge-gol pasti si ‘dia’ iri. Hahaha.”
Cristiano hanya tersenyum melihat kepergian Fabio ke alam baka—eh nggak ding. Hmm, dia… dia yang dimaksud Fabio barusan siapa ya… Oh, Leo Messi!
----
Cristiano merebahkan dirinya ke kasur mewah yang sudah disiapkan staff dari timnasnya. Ia mendadak teringat apa yang dikatakan Fabio tadi. “Hmm… Leo, aku memang lebih baik darinya tentu saja.” Pikir Cristiano dalam hati.
“WOI! Melamun saja kau ini Cris, hahahahaha. Mikirin Kaka yang ada di Brazil itu, ayolah Cris, musim depan masih bisa kete—”
“Pepe, sejak kapan kau ada dikamarku?” Cris melihat Pepe disampingnya dengan pandangan ngapain lo kekamar gue.
“Santailah hermano, aku kesini cuma mau… yah cuma mau ngeliat kamarmu doang kok. Kok beda ya, kamarku sama kamarmu... hmm, kurasa negara tidak adil padaku.” Renung Pepe.
Ngimpi aja lo punya kamar kayak gue. Tadinya sih, Cris pengen ngomong gitu, tapi ja-im dikit lah sama rekan setim. Ntar disangka arogan nggak enak dong? “Yah, hmm… begitulah.” Jawabnya.
“Tadi kau ngelamunin siapa Cris, Kaka?” sahut Pepe asal, Cris merengut.
“Tidak. Bukan dia.”
“Kalau begitu, Ricardo?”
“Bukan.”
“Dos santos Leite?”
“Bukan.”
“Ricardo blablah dos santos Leite?”
“Pepe, dia itu orang yang sama.”
“Kalau begitu… hmm… Kaka! “
“…”
“KAKA!! TEBAKANKU BENAR!!”
“…”
“Bukan ya? Ah, apa Leo? Kau memikirkan Leo?”
“TENTU SAJA BUKAN, PEPE!! AKU TIDAK MEMIKIRKAN DIA!” Cris berteriak kesal. “Dan darimana kau dapat persepsi bahwa aku memikirkan Leo?”
“Jadi kau memikirkan Leo?” Pepe malah balik bertanya, menggoda dengan menyebut nama— “Messi, Messi, Messi~” —yang sangat Cristiano benci.
Cristiano memutar matanya, ja-im lagi gituloh. Masa iya ketauan kalo dia mikirin rival abadi? Oh, itu tidak bisa dibiarkan. Tapi… toh ia memang sedang memikirkan rivalnya itu. “Hmm.. yah, jangan bicarakan ini pada siapa-siapa. Kau bisa jaga rahasia?” Cristiano memang sedikit ragu dengan Pepe.
“Astaga jadi kau menyukai Leo, Cris?” Pepe melongo. “Dan jangan katakan kau membenciku gara-gara aku menginjak tangannya waktu itu…”
“Aku tidak menyukainya. Tidak. Akan. Pernah.” Cristiano menggelengkan kepalanya. “Dia itu rivalku.”
---
[[Flashback]]
Cristiano menggiring bola dengan semangat. Ia percaya, sangat percaya bahwa Portugal bisa memenangkan pertandingan ini. Cukuplah apa yang diberitakan media kepadanya. Ia yakin rumor mengenai dirinya yang tidak bisa membobol jala gawang lawan saat memakai jersey berlambangkan lambang negaranya itu akan hilang.
Sayup-sayup terdengar para suporter menyanyikan lagu kebangsaan Portugal—negara yang dicintainya. Terdengar juga para suporter yang meneriakkan namanya dari tribun penonton.
“MESSI!! MESSI!! MESSI!! WOOOOO!! MESSI MESSI!!”
Oh, wait, sejak kapan namanya berubah menjadi Messi? Dan astaga bahkan ini bukan pertandingan melawan Barcelona ataupun Argentina.
“Tidak Cris, kau tidak akan bisa melebihiku.”
“DAN CRISTIANO RONALDO!! RONALDOOO!! OOOO… sayang sekali tendangannya masih melebar di sisi kanan.”
Cristiano menjambak rambutnya sendiri. Sial. Kenapa tiba-tiba terdengar suara orang itu muncul.
.
.
“Sejumlah orang mengatakan aku lebih baik darinya, orang lain mengatakan ia lebih baik dariku. Orang-orang itu akan menentukan siapa pemain terbaik. Saat ini, aku pikir aku yang terbaik,” ujar Cristiano sambil tertawa. “Lihat saja nanti di pertandingan lain selain Real Madrid vs Barcelona, aku yakin aku yang paling hebat.”
[[Flashback end]]
---
“Tapi setidaknya kau sudah mematahkan rumor bahwa kau tidak bisa mencetak gol di timnas Portugal, Cris.” Pepe menghibur.
“Ya tetap saja….”
“Kau masih berada di bawah bayang-bayang Leo, Cris.” Pepe menggelengkan kepalanya “Ckckckc. Move on, Cris.”
“Bahasamu itu…” Cris facepalm. “tapi tetap saja aku lebih hebat daripada Leo, ya kan? Ha, tentu saja.”
“Ya, sesukamu, Cris.”
~~~~~~~~~~~
Argentina, XX – XX – XXXX
“Hei Leo, jangan bengong saja kau. Ini ambil bolanya!” Sergio melempar bolanya ke arah Leo yang sedang bengong.
“Oh ya.” Leo menangkap bola yang diberikan Sergio. “Maaf. Sepertinya aku melamun.”
“Kenapa Leo? Berita buruk tentangmu menyebar? Apa kau kangen David Villa? Kasihan ya dia, tidak bisa bermain di timnas Spain.” Sergio geleng-geleng. “Kau akan bertemu dengannya, Leo, segera, segera.”
“SERGIO!” Leo blushing, Sergio hanya nyengir. “Villa sudah… ah lupakan. Lagipula aku tidak memikirkannya.” Leo menghela nafas, “Sergio, apakah Argentina membenciku—warganya maksudku. Ya, apakah begitu?”
--
[[Flashback]]
“Messi, Messi apakah anda akan terus bermain di FC Barcelona?”
“Saudara Messi, bagaimana menurut anda tentang rival anda, Cristiano Ronaldo?”
“Leo! Kenapa anda tidak mencetak gol di timnas Argentina? Apakah anda hanya bisa mencetak gol atas bantuan assist Xavi dan Iniesta?”
Lionel Messi, hanya berjalan melalui wartawan-wartawan yang mengajukan berbagai pertanyaan. Ia hanya melambaikan tangannya seraya berkata “Maaf.”
Dalam hatinya, Leo tentu saja memikirkan pertanyaan-pertanyaan para wartawan tersebut. Apalagi ketika nama rival-nya disebut-sebut. Belum lagi tentang rumor yang mengatakan bahwa ia membutuhkan Xavi atau Iniesta untuk mencetak gol.
[[Flashback end]]
---
“Apa maksudmu Leo, astaga. Kau memikirkan media yang mengatakan kau tidak bisa apa-apa tanpa Xavi dan Iniesta? Oh, bahkan kau pantas disebut ‘legenda’ sepak bola di Argentina.”
“Haha, gracias, Sergio.” Leo tersenyum, “mungkin aku bisa membuktikannya kepada media, besok… mungkin. Argentina akan mengalahkan semuanya.”
“Tidak untuk Spain.”
“Ha?”
“Leo, seme-mu ada disanaa~” ujar Sergio menggoda sambil tertawa-tawa, mereka pun melanjutnya memanen sawah—eh, latihan maksudnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Cristiano Ronaldo dan Lionel Andres Messi, adalah dua dari beribu-ribu pemain sepak bola didunia. Sama seperti tim yang sekarang mereka naungi, Real Madrid dan FCBarcelona, keduanya sering dilanda konflik ataupun perselisihan. Manakah yang terbaik? Cristiano atau Leo?
"Kadang kala (perbandingan dengan Messi) membuatku lelah. Hal yang sama berlaku untuk Messi karena orang-orang selalu membanding-bandingkan kami. Anda tak bisa membandingkan Ferrari dengan Porsche, karena mesinnya berbeda. Anda tak bisa membandingkan keduanya. (Messi) melakukan yang terbaik untuk Barcelona, aku melakukan yang terbaik untuk Madrid." Cristiano berkata sambil tertawa-tawa. “Tapi tetap saja aku yang paling hebat.” lanjutnya.[[end]]
------------------------
n/a: wakakaka fic apaini najesh parah. endingnya apalagi wargh susah mikirnya. saya nggak tega mairingin messi yang unyuu-unyuu sama ceer. sorrryyy, saya masih menganut asas messila. dan ini sumpah ancur parah ngga maksud banget. wajarlah, cuma diketik kilat 3 jam selesai tanpa mikir apa-apa. saya nggak tega udah cuma itu, saya nggak tega mairingin cr sama messi. tapi emang mereka keliatan so sweeet gituu, apalagi kalo liat judul berita ronaldo di bawah bayang-bayang messi. udah ah. ini aja, gaje juga biarin ceer ini bukan saya apalagi robin. dan yang terahir itu beneran cr ngomong gitu, najessh loo, kerenan saya kemana mana #eh #loh #hah
anoo, ini gambar keliatan ga? itu pas portu vs ceko,
si cr kayak ngomong "MESSI!! MUAAH!!" gitu,
gambarnya berat 3,4MB, liat sini kalo gabisa.
Maafkan dosa hambamu ini ya Allah.
Amin.
Salam unyuuu.
xoxo
ADUH SUMPAH GAAAAAAAAAAAAN FIC LU KEREEEEN BADAI DIBANDING GUEEEE!
ReplyDeleteaduh ngakak pas si pepe bloon sumpah ngomongin kaka mulu, aduh pengen gue gatak itu anaaaaaak!
terus sergio, gue baru ngeh itu segio kun. gue kira si ramos /dih
dan WTF ITU GAMBAR TERAKHIRNYA BRUAKAKAKAKAK sumpah gue ngakak parah di kamar gan, aduuuh like this banget yoooooooooo! XDD
lu endingnya tega gan, gue kira beneran ke lindes truk (?) KENAPA PENDEK BANGET GAAAN? PANJANGIIIIIIIIIIN!
Bikin lagi! Secepatnyaaaaaaaaaaasdfghjkl! :DDDDDDDDDDDDDDDDDDD
...najessh, itu fic alay :/
DeleteIYALAH AGUEROO MASA RAMOSS, OOOTEBEE #HEH
gambarnya unyuu kan, messi muaaaah :****
emang pendek, ga ada ide. lu mau ceer kelindes trek? oke gapapa ntar gue bikin #halah